FENOMENA GERHANA DALAM PANDANGAN ETNOSAINS SUKU SAMAWA DAN INTERPRETASINYA MENURUT PANDANGAN SAINS MODERN

Authors

  • Lalu Heriyanto STKIP Paracendekia NW Sumbawa
  • Warda Martia SAMBAVA of Enpowerment, Reseach, Education, and Culture Institute
  • Rizky Fadillah Fadillah STKIP Paracendekia NW Sumbawa
  • Baiq Azmi Sukroyanti Universitas Pendidikan Mandalika

Keywords:

Gerhana , Etnosains, Suku samawa, Sains Modern

Abstract

Tradisi Pukul Rantok merupakan tradisi Suku Samawa yang dilaksanakan ketika gerhana (matahari atau bulan) sedang berlangsung. Seiring berjalanannya waktu tradisi tersebut mulai kehilangan konsep dasar yang melatar belakanginya. Sehingga, tradisi tersebut hanya dipandang sebagai suatu mitos belaka yang tidak logis dan penuh dengan tahayul semata. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengangkat kembali eksistensi etnosains dan produknya kearifan local dengan jalan melakukan interpretasi konsep-kosep etnosains yang mengkonstruk kearifan local tradisi pukul rantok di masyarakat suku samawa menggunakan konsep-konsep sains modern. Sehingga, dengan eksistensi etnosains dan produknya (kearifan local), diharapan dapat menemukan tempatnya lagi dan dapat berkembang beriringan dengan sains modern. Pada penelitian ini, ada dua jenis data yang digunakan yakni: data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan salah satu anggota masyarakt suku samawa diperantarai oleh seorang penerjemah atau interpreter. Selanjutnya, data primer diperoleh dari sumber berita yang terpercaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa etnosains dan kearifan lokal suku samawa terhadap fenomena gerhana relevan dengan konsep-konsep sains moderen. Pemahaman suku samawa terhadap fenomena gerhana sangat mendalam yang dibuktikan dengan adanya tradisi pukul rantok yang dapat dijelaskan secara sains modern untuk mencegah atau untuk menghilangkan dampak negative dari gerhana tersebut.

References

Adat Ammatoa dalam Menumbuhkan Karakter Konservasi. Cendekia, 10(1), 1-18.

Fajarini, U. 2014. Peranan Kearifan Lokal Dalam Pendidikan Karakter. Universitas Islam Negeri ( UIN). Jakarta. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2015:hal:123-125.

Fallon, A., &; Engel, C. (2008). Hypertensive disorders of pregnancy. The Practising Midwife, 11(9), 1-27. Retrieved 24 June 2016 from https://www.practisingmidwife.co.uk

Istiawati, F. (2016). Pendidikan Karakter Berbasis Nilai-Nilai Kearifan Lokal

Moore, Henrietta L. (1998). Fe minisme d.a n Alllropologi. Jakarta:Obor

Snively, G & Corsiglia. 2001. Discovering Indigenous Science: Implications for Science Education. Science Education.Vol 85 (1).Pp.7-34.

Sudarmin. (2014). Pendidikan karakter, etnosains dan kearifan lokal (pertama ed.). Semarang: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.

Zulaeha, S. (2023). Pemukulan rantok ini selain melestarikan budaya dan adat samawa, juga bermakna untuk membantu bumi dan langit yang mengalami ‘kesakitan’ akibat gerhana. Antara NTB. 2023

Zulaeha, S. (2023). Pemukulan Rantok Ini Selain Melestarikan Budaya Dan Adat Samawa, Juga Bermakna Untuk Membantu Bumi Dan Langit Yang Mengalami ‘Kesakitan’ Akibat Gerhana. Antara NTB. April 2014

Downloads

Published

2023-10-18